Masalah-masalah Internal dan Eksternal Dalam Belajar
Secara garis besar permasalahan ada pada diri kita. Jika kita mau mendorong diri untuk suka membaca dan menulis dengan memotivasi diri sendiri bahwa membaca dan menulis itu penting maka secara otomatis kita akan mengalahkan faktor-faktor yang membuat kita gagal mempelajari pembelajaran membaca dan menulis.
Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:
1. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi (ingat information processing theory Gagne).
2. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.
Di
bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan
masalah-masalah yang bersifat eksternal:
- Masalah belajar internal adalah masalah yang
timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan
ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri
anak itu sendiri, seperti:
- Kesehatan
- Rasa aman
- Faktor kemampuan intelektual
- Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
- Motivasi
- Kematangan untuk belajar
- Usia
- Kematangan untuk belajar
- Usia
- Jenis kelamin
- Latar belakang social
- Kebiasaan belajar
- Kemampuan mengingat
- Kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan.
Ita gadis cilik berusia 9 tahun. Akhir-akhir ini prestasinya sangat menurun. Hasil ulangannya selalu buruk kalau soal-soal ulangan ditulis di papan tulis. Namun ketika ujian sumatif, hasil ulangan Ita tidak begitu buruk. Soal-soal ulangan dicetak dan dibagikan kepada setiap murid. Namun demikian, peringkat Ita di kelas turun drastis, dari peringkat 5 menjadi peringkat 20. Dari kasus di atas dapat dilihat, masalah yang ditekankan adalah kemampuan indera untuk menangkap rangsangan. Ita tampaknya mempunyai kesulitan dalam penglihatan. Ini terbukti dari berbedanya hasil yang dicapai antara ulangan harian yang soalnya ditulis di papan tulis dengan ulangan sumatif yang soalnya dicetak dan dibagikan kepada setiap murid.Dengan pemahaman di atas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar internal dapat bersifat : (1) Biologis dan (2) Psikologis. Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya. Sementara hal yang bersifat Psikologis adalah masalah yang bersifat psikis seperti perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan psikis. - Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti:
- Kebersihan rumah
- Udara yang panas
- Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat
- Alat-alat pelajaran yang tidak memadai
- Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah
- Kualitas proses belajar mengajar.
Talia seorang gadis cilik duduk di kelas III SD. Ia termasuk salah seoprang dari sejulah anak di kelasnya yang belum dapat membaca dengan lancar. Setiap pelajaran membaca, ia menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh teman-temannya. Gurunya hanya membiarkan saja dan mengalihkan giliran kepada murid lain. Akibatnya, Talia selalu ketinggalan dari teman-temannya. Di rumah, Talia selalu dimarahi karena dalam membaca ia dikalahkan Doli adiknya yang duduk di kelas II. Pada kasus ini tampaknya lebih banyak menekankan pada pengaruh lingkungan, ketinggalan Talia dalam membaca tampaknya lebih banyak disebabkan oleh “rasa takut” dan tertekan yang ditimbulkan oleh sikap lingkungan yang tidak mendorong Talia untuk belajar.
- Faktor Internal
[1.] Faktor Fisiologis.
Faktor Fisiologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang,
misalnya tentang fungsi organ-organ, dan susunan-susunan tubuh yang dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
[2.] Faktor Psikologis
Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa
- Faktor Eksternal
[1.]
Faktor Sosial
Faktor sosial dibagi
menjadi beberapa lingkungan, yaitu:
a)Lingkungan keluarga
1.Orang tua
Dalam kegiatan
belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua.
Apabila anak sedang belajar, anak jangan diganggu dengan tugas rumah. Orang tua
berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah. Didikan orang
tua yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap kondisi anak
dalam kegiatan belajar.
2.Suasana rumah
Hubungan antar anggota
keluarga yang kurang harmonis akan menimbulakan suasana kaku dan tegang dalam
berkeluarga yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Sedangkan
suasana rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih sayang, akan memberikan
dorongan belajar yang kuat bagi anak.
3.Kemampuan ekonomi keluarga
Hasil belajar yang
baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-keterangan
yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi juga alat-alat belajar yang
memadai, seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan. Sedangkan
sebagian besar, alat-alat pelajaran harus disediakan sendiri oleh murid yang
bersangkutan. Bagi orang tua yang keadaan ekonominya kurang memadai, sudah barang
tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara maksimal.
Maka murid akan menanggung resiko yang tidak diharapkan.
4.Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan dan
kebiasaan dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi,
anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong anak untuk
belajar.
b)
Lingkungan Guru
1.Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang
berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar menjadi
kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada distansi (jarak) dengan
guru, sehingga segan untuk berpartisipai aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2.Hubungan antar murid
Guru yang kurang bisa
mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akna mengetahui bahwa di dalam
kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas semacam
ini sangat tidak diharapkan dalam proses belajar. Untuk itu maka, guru harus
mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royong dalam belajar
bersama, hal ini dimaksudkan agar kondisi individual siswa berlangsung dengan
baik.
3.Cara penyajian bahan pelajaran
Guru yang hanya bisa
mengajar dengan metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan, mengantuk,
pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif, adalah guru yang mencoba
metode-metode baru, yang dapat membantu dalam meningkatkan kondisi belajar siswa.
c)Lingkungan Masyarakat
1.Teman Bergaul
Pergaulan dan teman
sepermainan sangat dibutuhkan dalam dan membentuk kepribadian dan sosialisasi
anak. Orang tua harus memperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai mendapat
teman bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena prilaku
yang tidak baik, akan mudah sekali menular kepada anak lain.
2.Pola Hidup Lingkungan
Pola hidup tetangga
yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika anak berada di kondisi
masyarakat kumuh yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran misalnya,
akan sangat mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan mengalami
kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam
alat-alat belajar.
3.Kegiatan dalam masyarakat
Kegiatan dalam
masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain sebagainya.
Bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan menghambat kegiatan
belajar. Jadi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya.
4.Mass Media
Mass media adalah
sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar. Misalnya, bioskop, radio,
video-kaset, novel, majalah, dan lain-lain. Banyak anak yang terlalu lama
menonton TV, membaca novel, majalah yang tidak dibertanggung jawabkan dari segi
pendidikan. Sehingga, mereka akan lupa akan tugas belajarnya. Maka dari itu,
buku bacaan, video-kaset, majalah, dan mass media lainnya perlu diadakan
pengawasan yang ketat dan diseleksi dengan teliti.
[2.]
Faktor Non-sosial
Faktor non-sosial
adalah Sarana dan prasarana yang ada di sekolah, adalah sebagai berikut:
1.Kurikulum
Program pembelajaran
di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan
sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu
kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut
berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun desain instruksional
untuk membelajarkan siswa. Sistem intruksional sekarang menghendaki, bahwa
dalam proses belajar mengajar yang dipentingkan adalah kebutuhan anak. Maka
guru perlu mendalami dengan baik dan harus mempunyai perencanaan yang
mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual.
Kurikulum pada
dasarnya disusun berdasarkan tuntutan zaman dan kemajuan masyarakat yang
didasarkan suatu rencana pembangunan lima tahunan yang diberlakukan pemerintah.
Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat, timbul tuntunan kebutuhan baru,
akibatnya kurikulum perlu dikonstruksi yang menimbulkan lahirnya kurikulum
baru.
Komentar
Posting Komentar